PENGELOLAAN PRA PRODUKSI ; PENGAPURAN KOLAM BUDIDAYA IKAN
A ir
sebagai sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan
oleh semua makhluk hidup. Sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,
dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus ditanamkan pada segenap
penggunaan air (Fuad Cholik, 1986).
Kolam
merupakan salah satu perairan tawar yang bersifat menggenang atau lentic water
yang sengaja diciptakan dan dirancang sedemikian rupa untuk kegiatan budidaya
perairan. Jenis biota yang dibudidayakan di dalam kolam dapat berupa ikan
maupun udang. Kegiatan budidaya yang biasa dilakukan dapat berupa pembenihan
maupun pembesaran.
Pengelolaan kualitas air
adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai
fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis
alamiahnya. Adapun yang dapat dilakukan dalam mengelola kualitas ais suatu
perairan pengelolaan tanah dasar, pengapuran, dan pemupukan. Pemberian kapur
selain dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH dasar kolam.
Tujuan Penggunaan Kapur
Tujuan penggunaan kapur
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian CaCO3 dalam suatu sampel untuk
meningkatkan pH sehingga mendekati pH normal.
Pengapuran
merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah
dan air, sekaligus memberantas hama penyakit.
JENIS KAPUR
Jenis kapur yang digunakan
untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian,
yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2 dan kapur tohor/kapur
aktif (CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah
kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses
pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu kalsit dan
Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya
sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung
kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2.
Dolomit merupakan kapur
karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapuri lahan bertanah masam. Kapur tohor
adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran.
DOSIS
PENGAPURAN
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat
karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila
kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi asam.
Peningkatan kandungan alkalinitas total pada kolam pemeliharaan ikan dapat
digunakan kapur pertanian. Kolam pemeliharaan ikan sebelum digunakan dilakukan
proses pengapuran dengan menggunakan beberapa jenis batu kapur yang disesuaikan
dengan kualitas tanah dasar kolam pemeliharaan (Suriadi, 2000).
FUNGSI PENGAPURAN
Fungsi pengapuran tersebut
adalah :
1. Meningkatkan pH tanah dan
air.
2. Membakar jasad-jasad renik
penyebab penyakit dan hewan liar.
3. Mengikat dan mengendapkan
butiran lumpur halus.
4. Memperbaiki kualitas tanah
5. Kapur yang berlebihan
dapat mengikat phospat yang sanagt dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton.
Cara Pengapuran
Hasil pengapuran akan lebih
baik jika dikombinasikan dengan alumunium [Al2(SO2)3. H2O]. Pemberian pupuk
dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak ada angin, agar gumpalan-gumpalan
yang telah terbentuk tidak lepas lagi. Pengapuran akan menjadikan susunan tanah
menjadi lebih baik sehingga proses pertukaran dan peredaran udara di dalam
tanah dapat berlangsung dengan baik. Pengapuran dapat merangsang aktivitas
organisme tanah sehingga akan meningkatkan fungsi bahan organik dan nitrogen di
dalam tanah. Jumlah kapur (CaO) yang ditaburkan pada proses pengapuran tanah
dasar tambak tergantung dari tingkat kemasaman tanah (Bambang, 1985).
Pengapuran kolam budidaya
dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. Setelah
disebar tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih
masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
Pengapuran untuk kolam semen dan terpal
dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal di kuas dengan kapur yang
telah dicampur air. Kapur yang sering digunakan adalah kapur pertanian atau
dolomite dengan dosis 60g/m2. Pengapuran kolam dilakukan untuk menaikkan pH
tanah dan membunuh bibit penyakit
Selama proses pengapuran
biarkan selama 5-7 hari dan barulah di lakukan pemupukan, setelah pengapuarn di
lakukan maka perlu juga di lakukan pemupukan ,pemupukan ini juga bertujuan
untuk penyuburan kolam ikan.
Hubungan Pengapuran Dan Pemupukan
Hubungan pengapuran
dan pemupukan sangat erat dan berkaitan karena kedua aspek tersebut dapat
meningkatkan produktivitas budidaya, kedua aspek ini memiliki perbedaan yang
sangat siknifikan tetapi tujuan utama dari pengapuran dan pemupukan adalah
meningkatkan produktivitas, jika kita melakukan persiapan lahan/kolam budidaya
sebaiknnya kita melakukannya dengan baik dan menguasai teori terlebih dahulu,
contohnya pada petani yang hanya modal nekad saja mereka tidak akan mendapatkan
hasil yang maksimal dalam berbudidaya, untuk itu dalam berbudidaya di dahulukan
pengapuran dibanding pemupukan, kita sudah membahas pengapuran itu bertujuan
untuk membasmi bibit penyakit bahkan dapat memperbaiki pH dan unsur-unsur yang
tidak berguna menjadi berguna, sedangkan pemupukan bertujuan untuk meningkatkan
dan menumbuhkan unsur hara untuk menciptakan pakan alami bagi ikan. Jika dalam
berbudidaya didahulukan pemupukan dibanding pengapuran maka hasil nya tidak
efektif, bukan berarti keduanya tidak penting bahkan jika salah satu aspek ini
di abaikan produktivitas dalam siklus budidaya tidak akan maksimal.
Demikian semoga Bermanfaat
Referensi
mangga para fishlover bahan bacaan semoga bermanfaat
BalasHapus