pengangkutan ikan
Ringkasan Materi / Modul
Penyuluhan Perikanan
PENGANGKUTAN IKAN SISTEM BASAH
Disampaikan pada kegiatan :
Kunjungan ke Kelompok Pembudidaya Ikan SARIMUKTI Dusun Muktisari, Desa Bantarsari
Kecamatan pamarican
Waktu Kegiatan :
Kamis, 3 Desember
2015
Disusun Oleh :
DIAN RISNANDAR, S.Pi
(Penyuluh Perikanan Kecamatan Pamarican)
Pendahuluan
Pengangkutan ikan dalam
keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai
dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran,
juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam
pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan
hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan
sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan
perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam
waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan
kelangsungan hidup ikan.
Isi Materi
Pada pengangkutan ikan hidup
dengan teknik basah, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan
yaitu kandungan oksigen (O2), jumlah dan berat ikan, kandungan amoniak dalam
air, karbondioksida (CO2), serta pH air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan
tergantung jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkat, ikan
akan mengonsumsi O2 pada kondisi stabil, dan ketika kadar O2 menurun
konsumsi ikan atas O2 akan lebih rendah. Sementara itu, nilai pH air
merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan kandungan CO2 dan
amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi
asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara menanggulanginya
yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama pengangkutan dengan larutan
bufer.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengangkutan ikan hidup
menggunakan teknik basah yaitu pengangkutan dengan sistem terbuka dan sistem
tertutup. Pengangkutan dengan sistem terbuka biasanya hanya dilakukan jika
jarak waktu dan jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dan menggunakan wadah yang
terbuka. Sistem ini mudah diterapkan. Berat ikan yang aman untuk diangkut
dengan sistem terbuka tergantung efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan,
suhu air, ukuran, dan jenis ikan. Sementara itu, pengangkutan ikan hidup dengan
sistem tertutup dilakukan menggunakan wadah tertutup dan memerlukan suplai
oksigen yang cukup. Karena itu, perlu diperhatikan beberapa faktor penting yang
memengaruhi keberhasilan pengangkutan yaitu kualitas ikan, oksigen, suhu, pH,
CO2, amoniak, serta kepadatan dan aktivitas ikan.
KESIMPULAN
Teknik pengemasan dalam rangka trasnsportasi ikan hidup sangat
menentukan keberhasilan menjaga kualitas ikan di tempat tujuan.
PENUTUP
Mudah-mudahan dengan
kegiatan kunjungan lapangan dan pemaparan serta diskusi tentang Pengangkutan
ikan sisitem basah ini pelaku utama di POKDAKAN SARIMUKTI Dusun Muktisari Desa Bantarsari
Kecamatan Pamarican dapat melaksanakannya dan diharapkan dapat disampaikan
kembali kepada masyarakat lainnya.
Komentar
Posting Komentar