Manajemen Pakan, Strategi jitu agar Untung Besar Budidaya Lele
Pada kegiatan budidaya ikan umumnya, pakan menempati porsi biaya atau faktor produksi terbesar dibandingkan dengan
komponen biaya-biaya lainnya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Menteri Perikananan Kelautan Ibu susi Pudji Astuti, bahwa ternak lele yang lokal itu Cuma
tulang dan kepalanya, dagingnya impor. Supaya tidak mengalami banyak kerugian karena biaya pakan
yang besar tersebut, perlu dibuat strategi dengan manajemen pakan yang baik.
Pemilihan sistem budidaya ikan dengan secara intensif memerlukan pakan berbentuk pakan buatan atau pelet yang berasal dari buatan pabrik. pakan buatan pabrik terbukti
terjamin dalam hal kualitas nutrisi dan kontinyuitas produk di pasaran. pakan yang ada di pasaran memiliki kandungan protein 25-27%. Pada ternak lele,
pemberian pellet berprotein 25% terbukti optimal dipandang dari sisi budidaya
dan analisa usaha. Para pembudidaya lele bisa memakai pellet merek pabrikan
Comfeed, Bintang, Charoen Pokhpand dan Karka.
Pemberian pakan harus selalu baru. Penyimpanan Pakan di gudang sebaiknya hanya selama seminggu saja karena bila lebih dari itu,
Pakan mudah ditumbuhi cendawan dan berbau tengik. Cendawan dan tengik ini
mengandung aflatoksin yang bisa berakibat terganggunya pencernaan ikan.
Manajemen pakan lele I
Dalam
budidaya ikan lele intensif, manajemen pakan dibatasi hanya sekitar 45-50 hari.
Gunakan teknik feeding system, yaitu membuat perhitungan kebutuhan pakan per
hari menurut berat ikan. Contoh, berat benih ikan total 450 kg dengan jumlah
ikan kurang lebih 15.000 ekor. Ini berarti berat ikan per ekor sekitar 30 gram.
Cara menghitung kebutuhan pakan pada awal pemeliharaan yaitu 5% x 450 kg.
Ketemunya 22,5 kg.
Setelah
seminggu pemeliharaan, lakukan sampling. Ambil data rata-rata berat ikan. Bila
bertambah 15 gram per ekor, berate berat total ikan sebanyak 675 kg. Ini
berarti kebutuhan pakan lele per hari menjadi 34 kg dengan menggunakan
perhitungan pemberian pakan sebanyak 5% dari total berat ikan yang ada di
kolam. Sebenarnya, besaran angka prosentase pemberian pakan ikan bisa diubah
menurut tingkat nafsu makan ikan pada saat itu.
Cara pemberian pakan tidak dilakukan dalam satu waktu
langsung habis, melainkan tebarkan separuh dosis terlebih dahulu. Bila nafsu
makan ikan masih kuat, tambahkan pellet sampai lele tampak malas menyambut
pakan. Lakukan terus hingga dua minggu jelang panen. Dua minggu jelang panen
angka prosentase pakan yang diberikan dikurangi menjadi hanya sekitar 2-3% dari
total berat ikan di dalam kolam tiap harinya.
Manajemen pakan lele II
Selain
teknik pemberian pakan budidaya ikan lele intensif di atas, ada metode lainnya
yang terbukti bagus hasilnya. Yaitu pemberian pakan secara berkala berdasarkan
umur tebar. Data yang diambil sebagai dasarnya yaitu kepadatan tebar awal.
Misal, padat tebar awal 15.000 ekor yang berarti pemberian pakannya sekitar
10-15 kg untuk selama 2 minggu pertama pemeliharaan. Setelah itu dosis pakan
dinaikkan sekitar 5-10 kg secara teratur. Dosis pakan harian bisa dinaikan atau
diturunkan sesuai nafsu ikan pada saat itu. Frekuensi pemberian pakan lele 2
kali setiap hari yaitu pukul 07.00 dan 16.00. Pemberian pakan pada waktu malam
hari bisa juga dilakukan untuk tambahan saja.
Pakan
lele yang ditaburkan harus merata ke segala sisi kolam sehingga semua ikan bisa
berkesempatan mendapatkan jatah makanan. Sebaiknya jangan memberi pakan pada
waktu siang hari yang terik. Pada saat itu, suhu air meningkat yang
mengakibatkan ikan stress dan nafsu makan ikan berkurang.
Sifat-sifat
ikan juga perlu diperhatikan dalam budidaya ikan lele intensif. Terutama sifat
kanibalnya. Hal ini bisa terjadi karena ukuran ikan yang tak seragam. Untuk
mengurangi sifat kanibal ini, beri pellet dengan kadar protein yang
berbeda-beda. Pada pemberian pakan pertama, beri pellet dengan kadar protein
25%. Ikan-ikan lele berukuran besar biasanya akan menyantap terlebih dahulu.
Setelah ikan-ikan besar ini mulai menurun nafsu makannya, tinggal diberikan
pellet dengan kadar protein 27% dengan ukuran pellet yang lebih kecil sehingga
ikan-ikan lele berukuran lebih kecil bisa dengan mudah menelan. Dengan cara
ini, kemungkinan hasil panen lele ukuran seragam lebih besar.
Pakan
lele memang membuat biaya produksi membengkak. Untuk mensiasatinya, pemberian
pakan tambahan seperti bungkil kelapa, ampas tahu, ikan rucah, limbah penetasan
telur dan dedak sangat disarankan. Bahan-bahan tersebut bisa dicampurkan ke
dalam pellet. Komposisi kandungan protein tetap diatur sebanyak 25%.
Pencampuran ini memang akan memberikan konsekuensi mundurnya kalender panen
hingga beberapa hari. Sisi positifnya, biaya pakan bisa ditekan.
ara petani budidaya ikan lele di negara gajah putih
tidak memberikan pellet sebagai pakan utama, melainkan ikan rucah. Sumber pakan
ikan rucah ini mudah diperoleh dan melimpah. Harganya juga murah. Ikan rucah
ini
dicampur dedak dengan perbandingan 1:3. Supaya ikan-ikan lele tetap sehat,
ditambahkan vitamin dan mineral dengan dosis 2 mg/kg pakan. Pakan tambahan
lainnya yaitu limbah kotoran babi. Teknik budidaya seperti ini akan
menghasilkan panen lele ukuran konsumsi dalam waktu 1 bulan.
Komentar
Posting Komentar