Syarat Teknis Kultur Artemia
Larva udang galah membutuhkan makan berupa artemia. Artemia tersebut
biasanya dijual dalam bentuk cyste kering dalam kaleng. Adapun harga artemia semakin
hari semakin mahal, untuk itu perlu teknis yang baik dalam kultur cyste artemia
sebelum di berikan ke larva udang galah.
Dalam tulisan ini saya akan merepost ulang tulisan Saudara Aan Supriatna
S.Stpi yang disadur dari lalaukan .com.
larva artemia setelah mentas |
Lokasi untuk budidaya zooplankton terutama artemia harus memiliki sumber
air laut yang mampu memasok secara mudah dan kontinu serta memenuhi persyaratan
baik secara kualitas maupun kuantitas. Lokasi yang digunakan untuk budidaya
pakan hidup harus bebas dari bahaya banjir, erosi dan bebas dari pencemaran.
|
Kultur artemia [sumber]
|
Umumnya, untuk budidaya dengan air statis atau sistem sirkulasi tertutup,
air lautan atau samudera lebih cocok daripada air di tepi pantai karena adanya
sedikit kandungan minyak dan zat organik yang memungkinkan untuk membahayakan
binatang. Untuk mengurangi koloni bakteri pada air dan pertumbuhan bakteri dari
budidaya zooplankton, antibiotik seperti penisilin atau streptomisin terkadang
digunakan. Tetapi, efek dari perbandingan dosis yang diberikan tidak perlu
dipelajari untuk beberapa banyak binatang.
SYARAT FISIKA DAN KIMIA
Persyaratan fisika-kimia antara lain seperti suhu, salinitas, ph, DO,
amonia, nitrat dan nitrit untuk pertumbuhan optimal kutur zooplankton yaitu:
SALINITAS
Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas yang sangat penting dalam
budidaya Artemia, terutama dalam menghasilkan kista. Tingkat keberhasilan
produksi kista Artemia di tambak garam ditentukan oleh tingginya salinitas yang
berperan sangat penting sebagai penentu pencapaian pembentukan. kista. Kista
Artemia dapat diproduksi dengan menggunakan media salinitas tinggi karena
salinitas yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan sintesa haemoglobin yang
merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan cangkang atau korion pada
kista Artemia. Pada salinitas 90-200 ‰, Artemia baru dapat menghasilkan kista.
Sedangkan pada salinitas < 85 ‰ Artemia akan memproduksi nauplius. Akibatnya
keberhasilan pemeliharaan Artemia untuk memproduksi kista akan mencapai maksimal
apabila media ada pada salinitas yang optimal.
|
Air laut merupakan media alami penetasan kista artemia [sumber]
|
Salinitas dapat berfluktuasi karena pengaruh penguapan dan hujan. Salinitas
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan zooplankton. Pada kisaran
salinitas yang tidak sesuai berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidupnya
dan pada tingkat pertumbuhan. Salinitas air laut yg digunakan bekisar antara
30-50 ppt.
SUHU
Suhu yang optimal digunakan untuk kultur zooplankton terutama artemia
bekisar antara 25-30oC. Suhu secara langsung berpengaruh terhadap metabolisme
organisme air. Pada suhu tinggi metabolisme terpacu, sedangkan pada suhu rendah
metabolisme lambat.
|
Suhu optimal untuk penetasan kista artemia pada kisaran 25 - 30 derajat
celcius [sumber]
|
Suhu air yang tinggi dan terlalu rendah mengakibatkan kelarutan oksigen
dalam air rendah. Pengaruh langsung suhu terhadap kehidupan di laut adalah pada
laju fotosintesa tumbuh-tumbuhan dan proses fisiologi hewan khususnya PH,
metabolisme dan proses reproduksi.
pH
Salah satu parameter lingkungan penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan keberadaan organisme air termasuk zooplankton adalah PH. Dekomposisi bahan
organik dan respirasi akan menurunkan kandungan oksigen terlarut, yang
berdampak pada meningkatnya kadar CO2 bebas sehingga mengakibatkan menurunnya
PH air. Kematian organisme perairan dapat terjadi pada PH 4,0 dan PH 11,0.
Beberapa contoh yang diakibatkan oleh pengaruh PH:
|
pH optimal pada penetasan kista artemia pada kisaran 7,5 - 8,5 [sumber]
|
1.
Amonia bersifat racun
bagi ikan dan organisme lainnya, perbandingan amonia dan amonium tergantung
pada PH.
2.
CO2 juga racun
bagi ikan, perbandingan hidrogen karbonat CO2 juga tergantung PH.
3.
Fertilitas telur dan
zooplankton sangat tergantung pada PH.
4.
Pada PH rendah, iktan
logam berat dengan tanah sangat cepat bereaksi dan mudah terlepas.
PH yang optimal digunakan untuk kultur zooplankton terutama artemia yaitu
berkisar antara 7,5 - 8,5, Cholik dan Daulay (1985).
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut dalam perairan sangat dibutuhkan organisme yang ada di
dalamnya untuk pernafasan dalam rangka melangsungkan metabolisme tubuh mereka.
Oksigen terlarut dalam air dapat melalui difusi dari udara bebas.
|
Oksigen terlarut dalam air berpengaruh pada penetasan kista artemia [sumber]
|
Dalam penentuan persyaratan kultur zooplankton kandungan oksigen perairan
bukan merupakan faktor utama, karena dalam operasionalnya kebutuhan akan
oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan blower.
AMONIAK DAN NITRIT
Amonia (NH2) yang terkandung dalam suatu perairan merupakan salah satu hasil dari proses penguraian bahan organik. Amonia ini berada dalam dua bentuk yaitu amonia tak berion (NH3) dan amonia berion (NH4).
|
Amoniak dapat membahayakan pada saat kultur artemia [sumber]
|
Amonia tak berion bersifat racun sedangkan amonia berion tak beracun.
Tingkat peracunan amonia tak berion berbeda untuk setiap spesies, tetapi
pada kadar 0,6 ppm dapat membahayakan organisme tersebut.
Sumber
:
- kultur artemia
Komentar
Posting Komentar