Pemilihan Lokasi Untuk Kolam Budidaya Ikan
Kolam atau tambak merupakan suatu genangan air atau perairan buatan
manusisa yang luasnya terbatas, mudah dikuasai dan digunakan untuk memelihara
biota air. Kolam atau tambak terbuat dari tanah dan dibangun diatas hamparan
tanah. Wadah ini mudah dikuasai, artinya mudah diisi air, mudah dikeringkan dan
mudah diatur penggunaannya sesuai dengan tujuan budidaya.
Keuntungan kolam tanah yaitu pembiayaannya relatif murah dan sangat
mendukung pertumbuhan pakan alami atau plankton. Sementara itu, biaya pembuatan
kolam tembok atau beton relaitf mahal, tetapi awet dan risiko kebocoran akibat
hama kecil. Kelemahan kolam tembok adalah jika seluruh bagiannya ditembok
(termasuk dasar kolam), tidak mendukung petumbuhan pakan alami. Karena itu,
sebaiknya dasar kolam tidak ditembok. Bagian yang ditembok cukup pematangnya
saja.
FUNGSI KOLAM
- Kolam
penampungan, pengendapan lumpur dan penyaring air, berfungsi untuk
menampung air, mengendapkan lumpur dan menyaring air tawar sebelum
digunakan untuk budidaya.
- Kolam
pemeliharaan induk, berfungsi untuk penyimpanan induk – induk ikan yang
akan dan telah dikawinkan. Biasanya terdiri dari kolam untuk induk jantan
dan kolam induk betina. Sistem pengairanya adalah paralel dan jika
terpaksa menggunakan sistem seri, maka kolam induk betina harus memperoleh
pengairan terlebih dahulu daripada kolam induk jantan.
- Kolam
pemijahan, merupakan kolam untuk mempertemukan induk jantan dan betina
yang telah matang kelamin dan akan melakukan perkawinan/pemijahan.
- Kolam
penetasan telur, kolam ini tidak mutlak harus ada, karena penetasan telur
dapat dilakukan dikolam pemijahan.
Kolam untuk pemijahan ikan gurame - Kolam
pendederan benih atau larva ikan adalah kolam untuk membesarkan
benih/larva ikan hingga menjadi benih ikan berukuran siap untuk dibesarkan
lebih lanjut.
- Kolam
pembesaran adalah kolam untuk membesarkan benih ikan lebih lanjut menjadi
ikan berukuran konsumsi.
- Kolam
penumbuhan pakan alami, merupakan kolam untuk menumbuhkan makanan alami
bagi ikan yang masih lemah.
MEMILIH LOKASI KOLAM
Memilih lokasi budidaya ikan merupakan langkah awal dalam usaha
budidaya ikan . Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi adalah aspek sosial, ekonomi, budaya maupun aspek teknis.
Aspek Sosial Ekonomi dan Budidaya
- Mendapat
dukungan dan persetujuan masyarakat, asalkan usaha yang akan dilakukan
akan bermanfaat bagi masyarakat.
- Mendapat
jaminan keamanan dari masyarakat.
- Sesuai
dengan perencanaan pembangunan daerah.
- Memiliki
kekuatan hukum, yaitu mendapat izin lokasi usaha maupun izin usaha dari
pemerintah setempat.
- Mudah
mendapatkan tenaga kerja, tenaga kerja haruslah mudah didapatkan dengan
imbalan yang wajar. Terlebih baik lagi tenaga kerja tersebut telah
terampil untuk mengurusi ikan. Ini biasanya kalau lokasi perkolaman
terletak didaerah pengembangan budidaya ikan, maka tenaga kerja didaerah itu
bisa kita harapkan telah menguasai teknik perikanan.
- Lokasi
usaha dekat dengan :
·
Tempat pengelola, agar mudah dalam pengawasan
·
Jalan raya, agar mudah dalam pengangkutan dan pemasaran hasil usaha lokasi
pembenihan (hatchery)
·
Pasar, yaitu tempat menerima atau menjual hasil usaha.
lokasi kolam disarankan dekat ke tempat pemasaran
Aspek Teknis
a. Topografi (Ketinggian Tempat)
Topografi adalah bentuk keseluruhan dari permukaan tanah
(datar, bergelombang atau curam). Apabila tanahnya terlalu miring, terpaksa
harus membuat pematang yang lebar, tinggi dan sangat kuat agar dapat menahan
massa air besar yang dikumpulkan dibagian yang terendah.
Demikian pula sebaliknya apabila tanahnya terlalu datar harus menggali
tanah yang banyak, untuk memperoleh dasar kolam yang miring. ada 6 tipe area
menurut kemiringan tanah :
- Lembah
berbentuk V tajam adalah lembah yang dasarnya bebentuk V tajam, tidak
memenuhi syarat untuk dibangun daerah perkolaman. Kita akan membangun
bendungan air atau pematang kolam yang luar biasa tingginya. Jadi area
yang mempunyai dasar lembah V tajam tidak cocok untuk dijadikan kolam
ikan.
- Lembah
berbentuk V tidak begitu tajam, agak lumayan bila akan dijadikan kolam
walaupun kita harus membangun kolam yang relatif sempit. Bentuk kolam
susunan seri akan lebih cocok pada lokasi seperti ini.
- Lembah
berbentuk V membulat, akan lebih baik untuk dibangun kolam ke kolam dengan
sistem seri hanya dalam lokasi ini dapat dibangun kolam yang lebih luas.
- Lembah
yang mendatar di salah satu lerengnya. Pada umumnya dilokasi seperti ini
akan terdapat sungai yang mengalir didasar lereng yang lain. Oleh karena
itu akan lebih mudah dalam membangun kolam – kolam yang lebih luas.
Saluran buatan perlu dibangun yang nantinya akan digunakan sebagai saluran
pemasukkan. Sedangkan saluran pembuangan kita pilih sungai aslinya.
- Lembah
yang mendatar dikakai kedua lerengnya. Lokasi seperti ini merupakan area
yang paling ideal untuk dijadikan daerah perkolaman. Saluran air
pemasukkan dan pembuangan akan lebih mudah diatur tempatnya dan kolam –
kolam akan dapat lebih luas untuk dibangunnya. Jadi sungai – sungai yang
berada disamping kiri dan kanannya akan dapat berfungsi sebagai saluran
pembuangan.
- Daerah
datar (kemiringannya lebih kecil 5%). Umumnya mempunyai permukaan sungai
yang tidak jauh berbeda dengan permukaan daratannya. Sehingga boleh
dikatakan tidak cocok untuk dijadikan mengingat sukarnya tempat pembuangan
air kolam.
b. Kondisi Tanah
Tanah merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya ,
khususnya untuk kegiatan pendederan dan pembesaran. Untuk membuat suatu unit usaha
harus memperhatikan sifat – sifat tanah. Faktor utama yang harus diperhatikan
adalah tanah pematang kolam harus kokoh sehingga dapat menahan massa air.
- Kedap
air atau tidak mudah meloloskan air (porous)
- Subur,
berlempung dan berhumus
- pH atau
reaksi tanah netral sampai basa
- memiliki
stabilitas yang tinggi.
c. Kuantitas dan Kualitas Air
1) Sumber Air
Sumber air untuk kolam
budidaya dapat berasal dari saluran irigasi teknis (buatan), sungai,
kali, atau sumber air lainnya. Meskipun tidak membutuhkan sumber air yang
selalu mengalir sepanjang waktu, tetapi untuk unit pembenihan (hatchery)
kondisi airnya harus benar – benar bersih. Karena itu, jika sulit mendapatkan
sumber air irigasi yang baik, petani dapat memanfaatkan air tanah yang
diperoleh melalui sumur biasa atau sumur pompa.
2) Debit Air
Menurut R. Rustami
Djayadiredja mengemukakan bahwa kebutuhan air untuk pemeliharaan ikan sebagai
berikut :
- Kultur
ekstensif memerlukan air 3 liter/ha, debit air cukup untuk menutupi
penguapan saja.
- Kultur
semi ekstensif memerlukan 6 – 12 liter/detik/ha yang dapat ditingkatkan
menjadi 25 – 50 liter/detik/ha.
- Kultur
intensif memerlukan air 100 liter/detik/kolam dimana kuantitas ini sangat
diperlukan terutama mengenai oksigen (O2¬).
3) Kontinuitas
Air harus mencukupi
atau tersedia sepanjang tahun atau sepanjang musim pemeliharaan. Di musim
kering sering terjadi bahaya yang timbul karena kekeringan dimana pada musim
ini air sangat kurang. Untuk menjaga kontinuitas air sehingga dapat terhindar
dari bahaya kekeringan pada kompleks perkolaman itu harus ada sumur atau sumber
yang lainnya.
4) Warna hijau jernih, kecerahan 35 cm
5) Alklainitas yang produktif 50 – 500 ppm CaCO2
organik
6) Phospat lebih kecil dari 0,002 ppm
7) Cadmium (Cd) lebih kecil dari 0,002 ppm
8) Plumbum (Pb) lebih kecil dari 0,002 ppm
9) Kandungan H2S toxio maksimum 1 ppm
10) Temperatur air optimal 25o – 300C
11) Kandungan oksigen dan Karbondioksida
Termasuk salah satu
jenis ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen karena mampu mengambil
langsung oksigen dari udara bebas. Pada usaha intensif, kandungan oksigen yang
baik minimum 5 – 6 mg/liter air, minimal 2 ppm. Sementara kandungan
karbondioksida sebaiknya.
12) Derajat keasaman (pH) untuk budidaya adalah 5 – 9.
Optimum 6,7 – 8,6.
13) Senyawa Beracun
Salah satu senyawa
beracun didalam air yang berbahaya bagi kehidupan adalah amoniak. Ada dua
jenis amoniak, yakni amoniak bukan ion (NH3) dan NH4 (amonium). Gas yang berbau
menyengat ini berasal dari proses metabolisme ikan dan proses pembusukkan bahan
organik yang dilakukan oleh bakteri. Batas konsentrasi kandungan amoniak yang
dapat menyebabkan kematian adalah 0,1 – 0,3 mg/liter air.
14) Kekeruhan
Kekeruhan suatu
perairan merupakan kebalikan dari kecerahan air. Penyebab kekeruhan adalah
partikel – partikel lumpur, bahan organik, sampah atau plankton. Akibat
kekeruhan, cahaya matahari yang masuk kedalam air akan terhambat. Kekeruhan
yang baik disebabkan oleh plakton tersedia cukup banyak.
Kedalaman air (cm) |
Kesimpulan |
1 – 25 |
Air keruh disebabkan oleh plankton dan partikel tanah |
25 – 50 |
Optimal (jumlah plankton cukup) |
50 |
Jernih karena jumlah plankton sedikit |
Sumber : Arie, 2000
Semoga Bermanfaat...
Komentar
Posting Komentar